Sebuah perjuangan agar tetap sekolah, membayangkan bisa
bersekolah di SMA favorit 13 membayangkan saja susah, karena
dikeluarga besar belum ada yang lulus SMA waktu itu. Ketika lulus dari
sekolah dasar hampir saja putus sekolah karena tidak bisa melanjutkan
di smp negeri karena orang tua hanya bekerja sebagai guru ngaji.
akhirnya bisa sekolah gratis selama 3 tahun di MTs Al Muhajirin dengan
menjadi pesuruh sekolah beserta anak2 yatim/dhuafa lainnya. lalu ketika
ingin melanjutkan ke SMA terbayangpun tidak karena tidak mampu
membiayai pendidikan, tapi alhamdullilah ada donatur (hingga saat ini
ga tahu namanya)yang mau membiayai saya bersekolah jika saya bisa lolos
masuk di SMA 13. saya tidak tahu bahwa SMA 13 adalah SMA favorit, yang
saya tahu adalah belajar dengan sungguh-sungguh supaya bisa masuk
kesana dan tetap bisa melanjutkan sekolah. al hamdulillah bisa masuk ke
SMA ini. diSMA banyak mengikuti kegiatan Ekskul diantaranya Pramuka,
rohis dan osis. karena saya meyakini bahwa sangat sayang kalau 3 tahun
hanya diisi pengalaman di ruang kelas saja tapi Skill hidup itu bisa di
dapat dari kegiatan ekstra dalam perjalannya tetap bisa hingga Lulus.
namun untuk melanjutkan keperguruan tinggi saat itu tidak mungkin
karena dari orang tua, kakak maupun kerabat tidak ada yang mendukung.
tapi teman-teman mentoring/liqo patungan untuk membiayai saya ikut
UMPTN dan lolos di terima pada tahun 2001 di jurusan ekonomi UNJ. untuk
bisa tetap kuliah harus mencari beasiswa kemana diantaranya dompet
duafa, dan Supersemar. alhamdullilah lulus di tahun 2006.
Pada saat banjir 2007 daerah saya Kp. Bedeng kesepatan dan
sawah terkena banjir yang cukup besar yaitu sekitar 2 m atau setinggi
leher orang dewasa tetapi selama 4 hari tidak ada bantuan dari
pemerintah bahkan ketika melaporkan ke salkorlak kecamatan daerah ini
dianggap tidak terkena dampak banjir. Padahal ada lebih dari 1000 orang
mengungsi didalam container, bantuan pertama kali pada hari ke 4 yaitu
dari LAZ Portal Infaq lalu setelah itu banyak lagi bantuan dari LSM
dan donator lainnya. Setelah banjir itu selesai saya diamanahkan
memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak sekitar namun setelah
didata hampir 80 % usia pendidikan tingkat SD, itu putus sekolah karena
sekolah yang didirikan oleh IPI (Ikatan Pemulung Indonesia) itu
tiba-tiba bubar ditengah jalan sehingga banyak muridnya yang tidak
berikan rapor sehingga tidak bisa sekolah ditempat lain. Saat itu saya
baru lulus dari UNJ dan belum mendapat pekerjaan, maka saya berdoa
kepada Allah agar bisa membantu daerah ini dengan mendirikan pendidikan
didaerah ini. Doa itu dikabulkan dengan tawaran ust. Syamsudin untuk
mendirikan sekolah SD didaerah ini agar bisa menyelamatkan pendidikan
anak-anak sekitar yang sebagian besar adalah anak dhuafa. Maka saya
berazzam untuk mendirikan Sekolah Dasar Islam Darut Tauhid walaupun
saat itu tidak ada modal atau dalam menggaji guru nanti. Tetapi saya
yakin Allah SWT akan membantu umatnya yang membantu agama Allah. Saat
mulai mendirikan sekolah ini jumlah murid sekitar 60 siswa yang berasal
dari anak putus sekolah dari kelas 1 s/d 4, dan 4 orang guru. Pada
awalnya kita meminta SPP kepada murid namun banyak yang tidak bias
membayarnya karena tidak mampu sehingga kita berinisiatif untuk
menggratiskan seluruh biaya pendidikan agar yang penting mereka tetap
sekolah. Anak didiknya berasal dari daerah disekitar sini yaitu Kp.
Bedeng, Kp. Kesepatan, Kp. Kali Gendong, Kp. Sawah dan Kp. Rawamalang
yang merupakan daerah kumuh di Jakarta Utara. Dalam awal prosesnya
disekolah ini walaupun kita biaya pendidikan gratis tetapi tetap
memikirkan kualitas sehingga walupun SDI sekualitas SDIT dengan
pembelajaran ditambahkan dengan mata pelajaran tahsin, tahfidz dan
bahasa Arab, juga mempunyai targetan siswa itu bisa hafal juz 30 pada
saat lulus nanti. Dan juga ditambah banyaknya ekskul yaitu ekskul
Qosidah, Marawis, Pramuka, Dokter kecil, Tari Saman, Komputer dan Silat,
dari Ekskul yang diajarkan kita membuahkan hasil mendapatkan
penghargaan sebagai Juara I Pramuka Penggalang lomba Lintas Budaya
Pesisir Tingkat Jakarta Utara, Juara 2 Lomba Dongeng se Jabodetabek,
juara 1 lomba Marathon Sejabotabek, Juara Umum Ketangkasan Siaga, Juara 1
Kaligrafi tingkat kecamatan, Juara 3 Futsal tingkat kelurahan dan
Lain-lain.
Sekarang SDI Darut Tauhid telah berjalan selama 6 tahun ini
muridnya sudah berjumlah 300 anak didik. Gedung yang awalnya seadanya
hanya 3 ruang tetapi dengan banyaknya bantuan dari para donator kita
bisa menambah ruang kelas sehingga kita bisa memberikan tempat yang
nyaman agar anak bisa sekolah. Namun masih banyak lagi sarana yang masih
kurang diantaranya halaman sekolah yang masih beralaskan tanah, meja
bangku siswa yang reot karena berasal dari bangku meja rusak dari
sekolah negeri yang kita perbaiki, perpusatakaan dan lab computer yang
tergusur karena bertambahnya murid sedangkan ruangan seadanya dan masih
banyak lagi. Dan untuk perizinan kita mendapat izin oprasional dan sudah
terakreditasi B. Ditambah lagi kita bisa membangun MTs dan TK/RA
didaerah ini karena tidak ada TK disekitar sekarang siswa TK berjumlah
47 anak, kita ingin membentuk TK/RA untuk kaum dhuafa dengan nama RA Al
Firdaus.
Inilah gerak nyata saya sebagai alumni SMUN 13 dengan
niat peduli akan kelangsungan pendidikan dari anak-anak dhuafa yang
terhambat oleh biaya pendidikan yang semakin tinggi. saya tetap
bersilaturahim antar angkatan 2001 dengan program DTS 2001 dengan
berkarya untuk membantu sesama dengan menyalurkan zakat, sedekah, infaq
dari rekan-rekan, serta keinginan tulus dari rekan-rekan angkatan 2001
dengan membantu di pembangunan dan santuanan pendidikan di SDI Darut
Tauhid Cilincing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar