• kebahagian mereka kebahagianku





    Berbagi kebahagiaan mungkin ini adalah salah satu ungkapan ku untuk mereka yang tak pernah merasakan kehidupan yang semestinya di luar sana. Hingga saat ini aku sangat bersyukur, walaupun kehidupan ku tak jauh juga seperti mereka. Tapi aku masih tetap bisa merasakan kehangatan keluarga, kebersamaan dengan teman-teman sebayaku, dan syukur alhamdulillah aku masih bisa mengenyam bangku sekolah hingga tingkat SMA.

    Sebelumnya aku memperkenalkan diri, saya Siti Badriyah Siswi SMKN 49 kelas 2. Dilingkunganku tepatnya di daerah Kp. Kesepatan Cilincing Jak-Ut saat ini, masih banyak ku temukan teman-teman dan juga adik-adik ku yang masih belum bisa merasakan kebahagian hidup dengan hanya belajar dan bermain. Kebahagiaan menurut mereka hanyalah sebuah penghasilan dari jerih payah mereka setiap hari untuk mendapatkan sesuap nasi. Kadang terfikir dalam benakku, "dimanakah ayah dan ibu teman-temanku ini???", "sedemikian melaratkah kedua orang tuanya sehingga teman-temanku ini jadi tak bisa lagi bermain bebas dan juga belajar sebagaimana mestinya".

    Tapi, akupun buru-buru menangkis akan hal itu. Setelah beranjak dewasa akhirnya akupun mengerti dengan semua keadaan yang mereka alami. Kini akupun selalu berusaha belajar kehidupan dari mereka dan mengajarkan sesuatu hal yang aku dapat dari sekolahku kepada mereka.

    Dan akan kuceritakan kepada teman-temanku disana yang mungkin nasibnya sama seperti teman-temanku disini. "Ingatlah teman... dimanapun kalian berada, dan apapun yang kalian impikan, usahakanlah semampu kalian...Percayalah tuhan akan mendengarkan segala doa mu..."

    Hampir 11 tahun aku tinggal di daerah ini, daerah yang aku tempati saat ini dinamakan orang-orang dengan sebutan sebuah kampung kesepatan. Sangat persis seperti kampung memang, karena waktu itu sekelilingnya terdapat banyak sawah-sawah dan ilalang yang begitu tinggi dan sangat menyeramkan. Saat umurku 6 tahun aku mulai bersekolah kekampung sebelah "SD Kampung Sawah", tapi yang sangat memprihatinkan hanya sedikit anak yang bersekolah di kampungku. bisa dihitung dengan jari, hanya 10 orang. Padahal begitu banyak sekali teman-teman sebayaku. Mereka tak bisa bersekolah, jawabannya karena ekonomi pastinya. Tapi yang pasti, mereka terlalu sibuk untuk bekerja dan membantu kedua orangtuanya. Kerjaan mereka cukup berat, dari pagi hingga sore mereka harus mencari besi-besi atau tembaga, kardus-kardus dan juga aqua-aqua bekas untuk dijual kembali. Walaupun kerjaan ini tak seberat seperti mengamen atau pun sebagainya, tapi ini cukup memprihatinkan juga karena mereka harus mencari semua itu ketempat-tempat yang sangat menjijikan seperti tempat pembuangan sampah, dan pergi ke pabrik-pabrik yang suka membuang besi-besi yang sudah bekas, tua, dan tidak layak dipakai lagi. Bahkan ada yang mencari besi-besi itu ke bagasi-bagasi mobil container yang keadaanya sedang macet, kemudian mereka dengan sengaja mencurinya. Padahal hal seperti itu tidak boleh di lakukan karena merupakan sebuah pencurian dan dosa besar. Mereka mungkin tak mengerti apakah itu artinya dosa, menurut mereka itu sah-sah saja karena kalau tidak seperti itu keluarga mereka tidak akan makan, dan lingkungan serta pengetahuan yang memadai inilah yang dijadikan faktor utama mereka berbuat sedemikian rupa. Setelah mendapatkan semua barang-barang yang mereka cari akhirnya besi-besi, aqua, kardus dan lain semacamnya itu di jual kepada para penimbang. Yah... hasilnya memang cukup memuaskan untuk 1 kg aqua saja itu dihargai Rp. 4000,- kalau besi bekas 1 kg-nya Rp. 2000,- Dan untuk kardus 1 kg-nya Rp. 5000,-.Tapi hasil ini hanya cukup untuk makan sehari-hari saja, tak bisa digunakan untuk biaya sekolah.

    Saat terjadinya bencana banjir di daerah ku 2 tahun yang lalu yaitu tepatnya Februari 2007, saat kejadian tersebut aku menjadi seorang relawan sosial di daerahku. Banjir sedalam 2 meter atau setinggi leher orang dewasa, kejadian tersebut sangat memprihatinkan karena daerah kami awalnya tidak diakui sebagai daerah yang terkena banjir bahkan tidak diakui adanya pengungsian disana maka tidak ada perhatian dari pemerintah setempat. Selama 2 minggu para masyarakat di kampungku mengungsi sekitar 1000 jiwa di sebuah lapangan penitipan container, waktu itu tidak ada sama sekali bantuan yang datang, mungkin karena daerahku tak di akui oleh pemerintah. Namun kakak ku yang dahulunya juga seorang aktifis mahasiswa berusaha mencari bantuan kemanapun. Selama 4 hari kami makan seadanya dan air yang hanya bisa kami dapat dari tampungan air hujan, Akhirnya setelah 4 hari bantuan baru datang dari berbagai macam lembaga termasuk dari pemerintahan setempat itupun karena diliput oleh media. Akupun tergerak untuk membantu memberikan bantuan-bantuan itu kepada masyarakat yang disana, bersama teman-temanku yang lain aku memberikan beberapa makanan, obat-obatan, selimut, peralatan rumah tangga, sampai peralatan sekolah. Aku sangat senang melihat antusias dari adik-adik ku yang mendapatkan peralatan sekolah dari para dermawan itu. Tetapi setelah di data aku terkejut dengan banyaknya anak-anak putus sekolah yang ada di daerahku ini sepertinya mereka ingin sekali bersekolah seperti teman-teman yang lain.

    Bantuan tak henti sampai disitu saja, hampir selama 1 bulan setelah banjir surut, masih banyak lagi bantuan-bantuan yang datang. Salah satunya dari LAZ Portal Infaq yang bergerak dibidang amil zakat. Lembaga ini memberikan beasiswa bagi para anak-anak yang kurang mampu di daerah ku dari tingkat SD hingga SMA. Aku sangat senang sekali mendengarnya. Dengan antusias yang tinggi aku dan teman-teman ku menjalankan tugas untuk mendata anak-anak yang ingin bersekolah secara gratis. Subhanallah!!! Kami mendapatkan jumlah anak-anak yang tidak bersekolah tingkat SD itu lebih dari 60 anak. Kurang lebih dari mereka, ada yang belum sekolah sama sekali, tapi banyak juga yang berhenti ditengah jalan. Setelah mendapatkan data-data dari anak-anak disekitar daerahku, akhirnya kakak ku dan juga para masyarakat setempat mendirikan sebuah sekolah yang didirikan untuk kepentingan sosial dengan nama SDI Darut Tauhid walaupun sekolah ini belum diakui oleh kelurahan Rorotan sehingga saat ini maka kita hingga saat ini belum bisa mendapatkan dana BOS tetapi kita bisa membebaskan biaya pendidikan siswa dengan bantuan dari banyak pihak terutama LAZ Portal Infaq yang memberikan jalan agar sekolahan ini tetap berjalan dengan bantuan orang tua asuhnya. Walaupun sangat minim gedungnya yang hanya berisikan 3 ruang, awalnya disekolah ini hanya dapat menampung anak putus sekolah dari kelas 1-4 saja, dan jumlah gurunya pun hanya 4 orang saja. Karena sekolah ini adalah sekolah gratis, jadi gaji gurupun awalnya hanya sekitar 200 ribu rupiah saja perbulannya, itu juga di dapat dari hasil pencarian donatur, yang salah satunya dari beasiswa cerah portal infaq. tapi guru-guru itu tidak mengeluh karena mereka ditanamkan niat dakwah karena Allah. Aku juga memikirkan bagaimana minat baca anak-anak tersalurkan, maka aku dan kakakku membuatkan taman bacaan anak TBA CERAH yang awalnya diisi oleh buku-buku kuliah kakakku, buku-buku koleksiku dari SD hingga SMP yang tidak terpakai lagi dan sumbangan dari guru-guru. Walaupun sederhana buku-buku itu diminati anak-anak untuk dibaca pada perkembanganya buku-buku itu kami dapatkan dari para donatur. Sehingga saat ini anak-anak bisa tersalurkan minatnya dalam membaca juga membantu program sekolah ini.

    Tapi alhamdulillah saat ini jumlah siswa-siswinya bertambah menjadi sekitar 160 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, adapun program-program pendidikannya itu banyak sekali, seperti: Extrakulikuler pramuka, komputer dan bimbangan baca quran. Juga gedung itu bukan hanya di gunakan sekolah tetapi juga untuk Madrasah Diniyah, TPQ, pesantren dll. Ada juga Kegiatan mentoring yang dilakukan 1x dalam 2 minggu. Bahkan akupun salah satu penerima beasiswa dari Beasiswa Cerah LAZ Portal Infaq itu. Walaupun sekolah ini baru dan untuk anak-anak Dhuafa tetapi tidak menyurutkan semangat untuk memperkenalkan kedunia luar dengan mengikut sertakan anak-anak dalam berbagai perlombaan diantaranya lomba melukis tingkat kelurahan & kecamatan, olimpiade TBA, futsal dll. Kegiatan lain disekolah ini juga adalah mentoring bukan hanya mendengarkan materi oleh para tutor tetapi juga mereka merasakan bagaimana kebersamaan itu terjalin dengan acara-acara yang membangun kebersamaan diantara mereka diantara saat mentoring mereka disuguhi dengan games-games yang menarik juga saat-saat tertentu mereka dibawa ke Islamic Center Jakarta untuk mabit bersama (menginap bersama ) atau melakukan mentoring di tempat wisata misalnya Masjid Al Alam dan pantai Marunda. Dan masih banyak lagi program-program yang lainya.

    Aktifitas sosial yang aku lakukan bersama dengan teman-temanku dan juga para tokoh masyarakat tak hanya itu saja. Setelah terjadi bencana banjir, para tokoh masyarakat memberikan usulan untuk membuat sebuah karang taruna di kampung kami. Aku sangat setuju sekali. Walaupun karang taruna kami hanya beranggotakan 10 orang tapi kami tak patah semangat. Kami tetap menjalankan tugas kami.

    Kami mempunyai banyak sekali program-program yang hingga saat ini tetap kami laksanakan. Diantaranya : setiap minggunya kami selalu membimbing adik-adik untuk belajar menggambar, mewarnai, dan juga memperkenalkan Islam dengan kegiatan mentoring. Dan juga memberikan les gratis setiap 2 kali seminggu. kami juga mengajak adik-adik dan teman-teman yang lainya juga untuk berolahraga/senam sehat sekaligus kerja bakti. Kami juga sering membuat pangajian kecil-kecilan bagi para remajanya, dan membuat grup Qasidah yang sangat kami banggakan bagi kampung kami. Dan masih banyak yang lainya.

    Sekian cerita-cerita dari ku. Semoga segala curahan hati ku ini, menjadi motivasi kepada teman-teman semua untuk terus membantu teman-teman kita diluar sana serta adik-adik kita yang nasibnya tidak seberuntung kita disini. Rasulullah SAW bersabda: ”Setiap muslim adalah saudaranya muslim lainnya, tidak boleh ia mendzolimi dan tidak boleh ia membiarkan tidak menolongnya. Barangsiapa yang memperhatikan saudaranya maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa melepaskan kesusahan saudaranya maka Allah akan melepaskan kesusahannya di hari kiamat”. (HR Bukhari Muslim)

  • You might also like

    1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

kontak lainnya

https://www.facebook.com/syarif.abdurrahman
https://twitter.com/syarifdt
Whats app/08999696844
syarif_unj@yahoo.com
syarif2001@gmail.com
sdidaruttauhid@yahoo.co.id
http://ralfirdaus.blogspot.com/
http://mtsdaruttauhidjakarta.blogspot.com/
http://tbacerah.blogspot.com/

Qosidah

TBA Cerah

DENAH GEDUNG RUANG KELAS SDI DT

PETA SDI DARUT TAUHID

Cari Blog Ini

SUPPORT BY

Selamat Datang di website kami


Perputakaan

Pramuka

Upacara Bendera