Banjir yang melanda ibukota Jakarta, juga terkena
hingga ke daerah Kampung Kasepatan, Rorotan merupakan salah satu
pemukiman warga yang dilanda banjir hingga ketinggian 2 meter. Sebanyak 450 KK
atau 1.600 jiwa mengungsi ke lokasi yang aman dari banjir. Dan juga daerah lain
sekitarnya yaitu daerah Kp. Bedeng, Kp. Sawah, dan Kp. Rawamalang yang
merupakan tempat tinggal wali murid SDI Darut Tauhid. Banjir ini dikarenakan hujan
deras diikuti banjir yang mengguyur Ibukota Jakarta Jumat (17/1/2014) hingga
sekarang (28/1/2014), musibah banjir ini menyisakan banyak masalah. Selain
banyak warga yang rumahnya menjadi korban genangan dan luapan air, kegiatan
belajar mengajar di SDI Darut Tauhid terhambat kegiatan belajar mengajarnya karena
sekolah sebenarnya tidak libur. Namun karena siswa sedang kebanjiran, sehingga
sejak Jumat tak ada kegiatan belajar mengajar hingga hari kamis (23/1/2014) baru
kegiatan belajar mengajar dimulai kembali.
Jumlah siswa
yang belajar masih sangat sedikit, hanya sekitar 40 persen dari total 288
siswa. Ini karena rumah-rumah siswa masih ada yang terendam banjir. Dan sebagian
masih mengungsi di container-kontainer di dekat rumah mereka. Kalaupun sudah
terbebas banjir, seragam sekolah
mereka tak ada lagi yang kering. Bahkan banyak peralatan sekolah
yang hanyut.
Agar mereka
dapat mengikuti KBM seperti biasanya. Kami minta agar para siswa korban banjir,
tetap semangat belajar. Karena di balik musibah banjir pasti ada hikmahnya.
Beberapa siswa
yang rumahnya di sekitar Kp. Rawamalang dan sekitarnya meski kondisi rumah dan
jalan banjir cukup tinggi hingga mencapai lututnya, tetap menerobos dengan
semangat. Meski sekali-kali terhuyung dan kadang hampir jatuh, karena dalamnya
air dia tetap terus melanjutkan perjalanan ke sekolah yang jaraknya sekitar
satu kilometer dari rumahnya itu.
“Sudah enam
hari saya tidak masuk sekolah, sejak banjir besar hari Jum’at 18 Januari 2014
lalu, dan baru berangkat hari ini. Sejumlah buku demikian juga dengan seragam,
sepatu, dan perangkat sekolah, semua terendam banjir”, ujar salah satu siswa.
Sekolah tidak
libur karena guru setiap hari stand by di sekolah menanti kedatangan
siswa, namun karena siswa kebanjiran rumahnya dan akses jalan serta sekolah
juga terendam sehingga tak ada yang berangkat dan kita memaklumi kondisi ini.
Untuk hari pertama masuk ini hanya bersih-bersih dahulu, pelajaran mungkin kita
berikan belum maksimal.
Kami guru-guru
belum bisa mengajar para siswa dengan maksimal karena saat ini banjir susulan kembali
melanda di rumah warga di sekitar Kp. Kesepatan dan sekitarnya, karena kondisi
sekolah masih banjir cukup dalam dan saat ini siswa juga masih mengungsi
bersama orangtuanya di beberapa tempat pengungsian. Dan kita memakluminya sehingga
hanya siswa yang dekat dari sekolahlah yang sekarang masih bisa ikut kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
Ratusan korban
banjir terutama siswa SDI Darut Tauhid belum bisa kesekolah, karena rumah dan
akses jalan masih terendam hampir satu meter dan di dalam rumah mencapai
setengah meter.
Kondisi banjir
di sekolah sudah surut, namun masih merendam cukup dalam di sejumlah lokasi. Oleh
karena itu kita bisa memaklumi bila para siswa mengikuti Kegiatan Belajar
Mengajar dengan Pakaian Seadanya, Ada
siswa yang pakai sandal jepit bahkan ada yang bertelanjang kaki saat mengikuti
pelajaran.
Alhamdullilah
ada beberapa donatur yang memberikan perlengkapan alat tulis kepada seluruh siswa
yang terkena dampak banjir berupa 5 buku tulis dan alat tulisnya. Sehingga anak-anak
bisa kembali sekolah dan bersemangat walau dalam kondisi bencana banjir. Tetapi
kita masih mengharapkan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu perlengkapan
belajar siswa yang hanyut kena dampak banjir di sekitar rumahnya. Semoga Allah
memberikan cobaan ini agar kita lebih dekat kepada Nya . Amin (29/1/2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar